Keluarga Sehat, Bebas Anemia
Pada tanggal 25 januari 2021 merupakan Hari Gizi Nasional. Danone Indonesia bekerja sama dengan Indonesia Nutrition Association (INA) telah melaksanakan webinar tentang peran nutrisi dalam tantangan kesehatan lintas generasi yang disiarkan langsung pada Youtube "Nutrisi Untuk Bangsa". Menurut Dr .dr. Diana Sunardi,M.Gizi.,Sp.GK, perlu ada upaya bersama dalam memutuskan rantai anemia atau Anemia Difisiensi Zat Besi (ADB) pada lintas generasi.
Anemia Difisiensi Zat Besi (ADB) itu sendiri adalah Suatu kondisi rendahnya kadar Hb dibandingkan dengan kadar normal, yang menunjukan kurangnya sel darah merah yang bersiklulasi. Anemia merupakan tantangan lintas generasi masa remaja hingga anak. Beberapa gejala yang terjadi pada orang yang mengalami anemia yaitu kelopak mata pucat, kulit pucat, sakit kepala, tekanan darah rendah, kelemahan otot (anemia umum), nafas cepat/sesak, nadi cepat (anemia berat) dan pembesaran limpa (anemia kronis).
Dari data Riskesdas 2018, proporsi anemia pada ibu hamil sangat tinggi sekitar 48,9%. Anemia pada ibu hamil tersebut sangat beresiko, seperti : komplikasi saat melahirkan, pendarahan pasca melahirkan, melahirkan bayi berat badan rendah, dan stunting, prematur, infeksi, gangguan fungsi jantung dan lainnya. Sedangkan gejala yang timbul pada ibu hamil adalah wajah, tertama kelopak mata dan bibir terlihat pucat,cepat lelah, lesuh dan lemah, kurang nafsu makan, sering pusing dan mata berkunang-kunang.
Selain pada ibu hamil Anemia Difisiensi Zat Besi (ADB) juga terjadi pada balita dan anak. Kurangnya zat gizi mikro pada 1000 Hari pertama kehidupan yang merupakan golden age pada anak. Hal ini dapat berpengaruh pada tumbuh kembangnya anak, menurunnya aktivitas fisik dan kreativitas serta menurunkan daya tahan tubuh anak. Gejala anemia yang sering dialami anak diantaranya rewel, tidak nafsu makan, gangguan konsentrasi, lemas, pusing, cenderung mengantuk dan tidak aktif bergerak. Adapun penyebab anemia kurang zat besi pada anak, yaitu:
1. Pemilihan makanan
2. Kondisi tertentu yang menyebabkan gangguan penyerapan
3. Asupan makana yang tidak bervariasi
4. Alergi bahan makanan yang menyebabkan asupan besi rendah.
Sedangkan ADB pada remaja dapat menurunkan kemampuan akademis dan menurunkan produktivitas. Kehamilan pada remaja yang mengalami ADB dapat mengganggu kesehatan dan keselamaan ibu dan anak.
Untuk memutus rantai anemia atau Anemia Defisiensi Zat Besi, perlu adanya cara dan upaya pencegahan terjadinya anemia pada ibu hamil, ibu menyusui, balita, anak dan remaja dengan melengkapi nutrisi makanan dan minuman yang bergizi lengkap dan seimbang setiap harinya dengan sehingga keluarga sehat, bebas anemia.
Beberapa upaya dilakukan untuk mencegah Anemia Difisiensi Zat Besi (ADB) sebagai berikut:
🌺 Memberikan anak-anak ASI Ekslusif 6 bulan pertama hingga 2 tahun.
🌺 Memberikan imunisasi lengkap pada anak
🌺 Memberikan susu pertumbuhan yang mengadung zat besi
🌺 Memberikan asupan makanan yang bergizi seimbang dan lengkap, yaitu makan makanan hewani dan nabati yang kaya akan zat besi dan vitamin serta penyerapan serta seperti daging, hati ayam, jamur, daun singkong
🌺 Mengkonsumsi sayur dan buah yang kaya akan vitamin C yang membantu penyerapan zat besi seperti jambu biji, jeruk, mangga tomat, brokoli, dan lainnya.
🌺 Perbanyak mengkonsumsi air putih.
🌺 Rutin berolahraga seperti bersepeda, jalan dan berlari.
Bapak Arif Mujahidin sebagai Corporate Communication Director Danone Indonesia mengajak masyarakan Indonesia untuk berkolaborasi dan berpartisipasi menjaga kesehatan manusia dan planet kita. Perusahan Danone adalah perusahan makanan terdepan dalam merenovasi makanan dan minuman yang lebih sehat dan berkelanjutan dengan meningkatkan kualitas produk tersebut.
Danone Indonesia mempunyai program unggulan yaitu "Bersama Cegah Stunting" adalah upaya pencegahan stunting untuk mendukung intervensi nutrisi yang spesifik dalam mengurangi stunting di Indonesia. Program tersebut didukung penuh oleh mitra utama dari pemerintah dan organisasi terkemuka.
Selain itu Danone Indonesia mempromosikan konsumsi gizi seimbangdan gaya hidup sehat untuk anak usia 4-6 tahun melalui bantuan guru dan oran tua dalam program "Isi Piringku" melibatkan 4.000+guru, 40.000+ siswa Paud dan 44.000+ibu dari 8 provinsi.
Program selanjutnya adalah Gerakan Ayo Minum Air (AMIR) merupakan program kolaboratif yang bertujuan untk meningkatkan kebiasaan minum 7 - 8 gelas air per hari bagi anak sekolah. yang melibatkan 745.764 siswa SD, 1.225.000 siswa PAUD, 1.260.000 kader PKK di 5 provinsi.
Dengan berbagai program yang telah dilakukan, dalam waktu 6 bulan stunting menurun 4,3%. Selain nutrisi, stimulasi serta pola asuh orang tua sangat berperan aktif dalam perkembangan dan pertumbuhan anak secara optimal sehingga di generasi yang akan datang anak Indonesia menjadi generasi emas cemerlang yang merupakan generasi penerus dan pemimpin bangsa serta pelopor perubahan.
Post a Comment for "Keluarga Sehat, Bebas Anemia"